Setelah dakwah nabi Muhammad Saw dakwah secara
sembunyi-sembunyi atau rahasia(sirriyah), nabi Muhammad melaksanakan dakwah
secara terang-terangan. Ketika perintah dakwah nabi Muhammad secara
terang-terangan turun, Nabi Muhammad mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang
Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi Muhammad Saw menyeru kepada kaumnya
menyembah dan berserah diri kepada Allah. Namun semua kerabatnya menentang
Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam
tapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum
kafir Quraisy
Setelah Nabi Muhammad Saw merasa yakin terhadap dukungan dan
janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan dakwah wahyu Allah
secara terang-terangan, beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru :“ Wahai
semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi seruan beliaiu, lalu beliau
mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada
hari akhirat.”
(Baca juga artikel Lengkap tentang : Dakwah Nabi Muhammad
Saw Secara Sembunyi-Sembunyi / Rahasia (Sirriyah)
Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah
engkau untuk selama lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun
surat Al-Lahab.Sejak itulah, dakwah Nabi Muhammad Saw terdengar seluruh Mekkah,
kemudian turun QS. AlHijr [15]: 94 yang memerintahkan berdakwah secara
terang-terangan
Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Kaum Quraisy merasa terganggun dengan dakwah Nabi Muhammad
Saw, karena kepercayaan mereka mulai dipermasalahkan dan berhala-berhala mereka
ditentangnya. Mereka mengakui sosok Nabi Muhammad Saw sebagai orang yang jujur.
Mereka berusaha menghentikan dakwahnya dengan cara mendekati pamannya, Abu
Thalib. Mereka mengharapkan Abu Thalib bisa merayu Nabi Muhammad Saw. untuk
menghentikan dakwanya. Tapi Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka
pun pulang dengan tangan hampa sehingga Nabi bisa melanjutkan dakwah,
menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya.
Semenjak penolakan itu, kafir Quraisy berusaha menghentikan
Nabi Muhammad Saw dengan berbagai cara, antara lain menjelek-jelekkan ajaran
Islam, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang
menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau, melawan al-Qur’an dengan
dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu,
agar mereka meninggalkan al-Qur’an, dan penyiksaan terhadap para pengikut Nabi.
Kafir Quraisy berusaha menawarkan untuk mempertemukan Islam
dan Jahiliyah. Mereka akan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw tanpa
meninggalkan ajaran mereka, di lain pihak NabiMuhammad Saw dan pengikutinya
mengikuti tata cara ibadah mereka tanpa meninggalkan ajaran Islam. Nabi
Muhammad dengan tegas menolak penawaran mereka. Peristiwa tersebut diabadikan
dalam QS al-Kafirun [109] :
Nabi Muhammad mempertegas larangan adanya pencampuran ajaran
Islam dengan ajaran Lain. Penolakan akan tawaran lunak oleh Nabi Muhammad Saw,
membuat kafir Quraisy semakin marah. Mereka melakukan pemboikotan (embargo)
terhadap para pengikut Nabi Muhammad dan kaumnya Mereka menulis selembar
kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani
Abdil-Muththalib. Pengumunan tersebut digantung di salah satu sudut Ka’bah.
Adapun isi pengumuman adalah:
- Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya.
- Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka.
- Tidak boleh berjual beli dengan mereka.
NabiMuhammad Saw bersama bani Hasyim dan Bani Muthalib hidup
terisolir dan tinggal di lembah Bani Hasyim. Kaum Quraisy semakin memperketat
isolasinya kepada Nabi dan para Sahabatnya sehingga mereka tidak memiliki bekal
makanan. Kesulitan mereka sampai pada kondisi hanya makan dedaunan. Umat Islam
tetap sabar dan tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus
mengharapkan pertolongan Allah.
Di tengah penderitaan inilah Allah Swt. memberikan
pertolongan dengan berbagai cara. Seperti Hisyam bin Amr, seorang membawa
untanya penuh makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu
sampai di dekat lembah ia lepaskan kendali untanya. Ada juga orang-orang kafir
bergabung di lembah Bani Hasyim dengan motivasi kesukuan dan kekerabatan.
Embargo atau pemboikotan berlangsung selama tiga tahun.
Pada tahun ketiga, Hisyam bin Amr mengajak Zuhair bin Abi
Umayyah bin Al Mughirah, untuk membatalkan pemboikotan tersebut. Mereka berdua
mengajak 3 orang lagi yaitu, Muth’im bin Adiy, Abul Buhturiy bin Hisyam, dan
Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib. Berlima bertemu malam hari di sebuah bukit
di Mekkah dan bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan. Dan ketika
datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Mereka menyatakan
penolakan terhadap pemboikotan atau embargo yang dilakukan orang-orang Quraisy.
Mereka ingin merobek pengumuman yang tergantung di sudut Ka’bah. Abu Jahal
berusaha menghalangi mereka berlima. Dan Abu Thalib saat itu berada di salah
satu sudut masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di antara mereka.
Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat ditempelkannya
pengumuman itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu sudah dimakan
tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab
menulis surat. Setelah itu berakhir pemboikotan terhadap Nabi Muhammad Saw dan
pengikutnya.Kafir Quraisy tetap menekan dan menyiksa para pengikut Nabi
Muhammad Saw. Hingga Nabi Memerintahkan pengikutnya untuk hijrah dan keluar
dari Makkah.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar